Jatiagung (Begawinews.com) -Alih-alih rapat, sejumlah kepala sekolah dasar kecamatan Jatiagung kabupaten lampung selatan meningalkan sekolah saat jam ujian sekolah (US) tahun pelajaran 2022-2023 berlangsung.
Dimana seoarang kepala sekolah wajib berada di sekolah, ketika ujian diadakan. Terkesan kepala sekolah mengabaikan ujian sekolah tersebut.
Semestinya seoarang kepala sekolah, saat ujian sekolah diadakan, melakukan pengawasan dan bertanggung jawab dalam ujian iitu
Menurut nara sumber yang engan disebutkan identitaanya bahwa, sekitar 41 orang kepala sekolah dasar, yang tersebar di kecamatan Jatiagung berkumpul di ruangan Lab SDN 1 Jatimulyo, Jatiagung, Kabupaten Lampung Selatan, sekitar jam 10.00 WIB.
” Kami hanya mendapat undangan, tidak jelas temanya apa. Namun, setibanya disana malah terjadi pemilihan ketua K3S. ” Kata sumber yang enggan disebutkan namanya.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa, dirinya dan sejumlah kepala sekolah mendapatkan undangan berkumpul itu melalui pesan WhatsApp. ” Sebenarnya banyak penolakan untuk rapat hari ini. Karena kami sedang memantau pelaksanaan ujian sekolah. Dan saya juga sudahkan katakan untuk menundanya, hingga ujian berakhir. Tapi tidak tau siapa yang mengkomandoi hari ini, sehingga semua berkumpul dan meninggalkan ujian sekolah,”Katanya.
Sementara itu, Syamsudin seorang pengamat pendidikan di kecamatan Jatiagung menilai, hal yang dilakukan sejumlah kepala sekolah yang ada di kecamtan itu sangat tidak etis, lantaran kepentingan sekelompok orang, namun merugikan kepentingan masa depan bangsa
“Itu sudah melangar aturan tata tertib ujian sekolah. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab penuh terhadap ujian sekolah yang sedang berlangsung. Masa depan anak didik hari ini sedang dipertaruhkan, baik kualitas dan kuantitas. Hal ini juga merupakan bentuk dari hasil para pendidik itu sendiri dalam mengemban tugasnya sebagai pendidik yang menciptakan generasi penerus bangsa ini. “Kata Syamsudin.
Lebih lanjut Syamsudin mengatakan, apa yang dilakukan para oknum kepala sekolah tersebut, merupakan bentuk rasa egois dari sejumlah kepala sekolah itu sendiri. (TIM)