Bandar Lampung, (BN)
Terkait peristiwa pembunuhan Ketua Laskar Merah Putih (LMP), Hapitu Rahman alias Pitul (40), yang tewas dibacok terjadi Jalan Ir Sutami, Gang Martini, Kelurahan Way Laga, Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung, beberapa waktu lalu mendapatkan tanggapan pembelaan dari Hidayah (33) istri Angga, tersangka pelaku pembunuhan yang mangku kalau suaminya cuma membela diri.
“Ya, suami saya, hanya membela diri, kalau nggak, ya dia (Angga, red) yang tewas. Kalau saja mereka gak datang ke tempat kami dan bikin ribut, mungkin saya tidak sulit seperti saat ini,” kata Hidayah, Jumat (7/10/2022).
Hidayah (35), ibu dari Reyhan, Azzam, dan Azizah ini mengaku, pasca peristiwa tersebut, menimbulkan trauma bagi anaknya.
“Mereka ketakutan mbak, bahkan kami sampai pindah, karena anak-anak ini ngeliat kejadian ribut – ribut itu,” ujar Ida, didampingi keluarganya, Deni dan Fadilah, pada Jumat (7/10/2022) petang.
Dikatakan, sejak kejadian itu, ia dan anak-anaknya merasa tidak nyaman.
“Mereka (anak-anak, red) minta pindah, sekolah mereka juga pindah, suami (Angga, red) juga nyuruh, jadi ya kami pindah,” katanya.
Ida mengeluh, sejak kejadian itu pula, hingga suaminya harus mendekam di penjara, merasa berat menjalani hidup. Ia harus menafkahi ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.
“Anak-anak ini masih kecil-kecil, masih butuh banyak perhatian bapaknya, ya sedih, suami saya cuma membela diri,” ucapnya yang terlihat wajahnya menahan air mata.
Fadilah adik kandung Angga menceritakan, kejadian bermula saat sore selepas Ashar pada Minggu 3 Juli 2022 lalu. Korban Pitul bersama rekan rekanya menggunakan mobil tiba tiba datang membawa senjata tajam mengamuk di acara syukuran Aqiqahan anak.
“Saat itu acara aqiqahan bubar dan tamu kocar kacir, padahal tamu belum banyak yang datang, mereka (Pitul cs), masuk ke hajatan dengan ngamuk-ngamuk dan membawa senjata tajam, nyari yang namanya Samsul, padahal sudah dikasih tahu kalau rumah Samsul bukan disini, tapi tetap aja mereka nyari – nyari sampai masuk ke hajatan, piring banyak pecah, kursi kursi juga hancur,” beber Fadilah yang sore itu menggelar akikahan anaknya.
Ia menyatakan bahwa mereka ini (Pitul, cs) tamu tak diundang, diketahui juga sebelum mereka juga melakukan keributan di tempat lain, jadi pada hari itu juga ada tiga titik yang mereka datangi dan bikin onar, malah sampai bakar gudang.
“Sebelumnya Pitul bersama rekan rekanya sempat mengamuk ditempat lain, ada tiga lokasi mereka membuat onar, kami bersama masyarakat selama ini sangat gerah dan resah atas ulah kelompok Pitul yang kerap membuat onar,” ungkap Fadilah, yang diamini Deni kakaknya.
Hal senada disampaikan Deni berharap atas kejadian tersebut, pihak keluarga adanya keadilan bagi Angga, suami dan ayah dari tiga orang anak yang masih kecil-kecil. Dan berharap, aparat keamanan bisa bertindak tegas terhadap pelaku aksi premanisme yang meresahkan warga di lingkungan tempat tinggal mereka.
“Ya kami berharap, ke depan tidak ada lagi aksi premanisme di wilayah tempat tinggal kami yang sangat meresahkan warga, warga pun ketakutan untuk buka mulut. Kami juga sudah melaporkan aksi anarkis kelompok Pitul. Atas kejadian itu anak-anak kami jadi ketakutan, mereka trauma,” ucapnya. (red)