Lampung Utara (Begawinews.com) RATUSAN pedagang pasar mengepung kantor Pemerintah Daerah dan kantor DPRD Lampung Utara, menyampaikan aspirasi dan keluhan terkait revitalisasi pembangunan pasar Dekon dan pasar Ganefo Kotabumi yang memberatkan serta tempat penampungan pedagang sementara disiapkan investor tidak layak seperti kandang binatang, Kamis (31/7/2025).
Aksi damai aliansi ratusan dikoordinator oleh Laskar Lampung Utara dikawal oleh pihak kepolisian dan TNI. Meski sempat medapatkan penjelasan dari kepala dinas perindustrian dan Pedagangan Lampung Utara Hendri, aksi damai aliansi ratusan dikoordinator oleh Laskar Lampung Utara, tidak menemui titik terang.
Tidak adanya solusi dan kepastian tersebut, ratusan pedagang terus merengsek dan mendesak agar Bupati dan Wakil Bupati dapat menemui dan mendengar langsung pernyataan sikap para pedagang.
Dalam orasinya, Adi Chandra Ketua Laskar Lampung Utara menyampaikan rasa empati para pedagang, dikarnakan dalam Revitalisasi terhadap Pasar kota kotabumi terkesan sangat kontraproduktif dengan kebijakan pemerintah dan investor, namun dikarnakan tempat penampungan sementara yang disiapkan investor tidak layak.
“Kami menyampaikan aspirasi ratusan pedagang yang meminta kepada Pemerintah Lampung Utara agar memberikan tempat berdagang dengan rasa aman dan nyaman para pedagang ditempatkan di Exs Gedung Ramayana,” kata Adi.
Selain tempat aman dan nyaman, pedagang mengeluhkan biaya untuk menebus tempat berdagang sangat membebankan pedagang.
Hal itu disampaikan koordinator lampangan aksi damai Reynaldi menyampaikan. bahwa tempat penampungan yang disediakan pihak pengembang sangat tidak layak, dikarnakan ukuran nya 1m X1,5 m sudah persis kandang ayam. Sedangkan untuk para pedagang sayuran yang akan dikenakan penebusan hamparan dagang dengan harga Rp38 juta, sedangkan modal mereka dagang saja cuma berapa ratus ribu.
“Sudah tempat berdagang seperti kandang ayam, biaya yang dibebankan bagi pedagang sayuran sangat memberatkan, dari mana uang pedagang sayuran kalau mau menebus hamparan dengan harga Rp 38 juta, untuk modal berdagang sayuran saja ngak ada,” tegas Reynaldi.
Sementara Wakil Bupati Lampung Utara Romli, S.Kom., S.H.M.H. yang sempat menemui ratusan aksi damai pedagang menyampaikan, bahwa apa yang menjadi keluhan pedagang sudah diatasi, banyak hal hal yang sudah diberi kebijakan baik dari pengembang dan dari pemerintah. Seperti adanya mengenai harga yang ditentukan pengembang yang tadi harga Rp 250 juta sudah menjadi 199 juta sudah ada penurunan 15%. Sedangkan masalah lapak lapak yang ada itu sudah diperluas, itukan emang darurat nama nya juga sementara, kalau kita mau agak mewah ya agak sulit, dengan waktu ruang yang sempit. Terkait harga 30% itu akan kita sampaikan karna bukan wewenang kita juga masalah harga itu wewenang pihak pengembang mereka punya itungan sendiri. untuk batas waktu dalam pembangunanya Delapan bulan, Insyaallah bulan 2 tahun 2026 sudah selesai sebelum bulan puasa, jadi kita harus bersabar,” ungkap Romli.
Meski telah mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan, aksi damai tetap berjalan aman. Namun para Para Pedagang merasa belum adan kepusan dan akan menggelar aksi damai besar besaran sebelum tuntuatan keinginan kelayakan tempat pedagang terpenuhi. (Rudi).