Bandar Lampung (begawinews.com) – Beberapa hari belakangan ini publik dibebohkan oleh kritik pelajar asal Lampung yang berada di Australia.
Trendingnya kritik Bima terhadap Pembangunan Provinsi Lampung melalui media sosial baik di twiter maupun di tiktok.
Belakangan advokat Ansory membuat pengaduan kritik Bima ini ke pihak kepolisian. Alih-alih diam, Bima justru semakin kencang bersuara hingga kritik Bima semakin viral.
Melihat fenomena ini, Politisi Partai Demokrat Lampung Muhammad Junaidi memandang dengan cara berbeda. Menurut dia, momen ini peluang harus dimanfaatkan.
“Saya kira ini waktunya untuk Diskominfo Lampung mengkonsolidasikan, Lampung adalah daerah yang memiliki potensi wisata luar biasa. Kominfo bisa menjembatani, kerjasama dengan media baik lokal maupun nasional bila perlu media internasional untuk promosikan wisata Lampung,” ujar Politisi Partai Demokrat ini.
Bahkan, Mas Jun, sapaan akrab Muhammad Junaidi menyarankan Kominfo bisa merangkul Bima menjadi duta wisata Lampung di Australia.
“Saya kira jalan yang terbangun ke lokasi wisata di Lampung sudah cukup bagus. Tunjukkan lokasi wisata kita sekaligus aksesnya yang sudah bagus ke mancanegara. Mumpung lagi viral promosikan program pembangunan bapak gubernur. Bayangkan jika Bima bisa dirangkul menjadi duta wisata Lampung di Australia,” jelasnya.
Menurut dia, data wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada Januari 2023 didominasi wisman asal Malaysia, yakni 120.330 kunjungan diikuti wisman dari Australia 99.090 kunjungan.
“Keberadaan bima di australia, bisa diberdayakan untuk jadi penarik wisatawan australia untuk melirik Lampung dan datang ke Lampung. Kalau setengah saja dari jumlah kunjungan wisatawan Australia bisa kita alihkan ke Lampung akan menyumbang pendapatan daerah yang kemudian berdampak pada pembangunan sehingga Bima tidak saja memberi kritik tetapi aksi nyata untuk daerah kita tercinta ini,” paparnya.
Menurut Mas Jun, Bima sebagai warga Lampung memberikan kritik tentu berharap daerahnya maju. Karena itu dengan pendekatan khusus Bima seharusnya bisa berkontribusi untuk daerahnya.
“Saya masih yakin, bima sadar akan indahnya potensi wisata lampung. Tinggal diajak kolaborasi saja adinda kita itu, supaya tidak hanya kritik tapi juga promosikan Lampung sebagai destinasi wisata,” tegasnya.
Kritik Bima sebutnya harus lihat dari sisi positifnya.
“Baguslah anak muda peduli terhadap daerahnya. Kan kritik itu bagian dari upaya perbaikan, bahasa yunaninya kritikos artinya bisa didiskusikan,” ucapnya.
“Jadi Ketua DPRD sebagai Ketua Badan Anggaran dan Gubernur sebagai pembina Tim Pembina Anggaran Daerah (TAPD) berdiskusi untuk perbaikan jalan yang jadi objek kritik. DPRD ikut membahas dan ketok palu anggaran arah pembangunan, bukan eksekutif semata,” bebernya.
Pembangunan daerah seperti jalan rusak yang dikeluhkan Bima, terusnya bukan saja tanggungjawab gubernur Lampung saja.
Karena itu ia menilai kurang adil juga kalo semua soal pembangunan di timpakan ke Gubernur.
“Toh penganggaran adalah persetujuan antara DPRD dan Pemda. Terlebih DPRD berfungsi sebagai pengawas dan dari setiap daerah ada wakil rakyatnya,” kata dia.
Berkaitan dengan keberatan beberapa pihak dalam penyebutan kata Dajjal, menurut dia bukan persoalan besar.
“Karena dajjal itu tokoh eskatologi islam, belum ada sekarang nunggu dekat kiamat baru dateng. Jadi gak bisa diperbandingkan, beda dengan tokoh firaun yang sudah pernah hidup dimasa Nabi Musa,” pungkasnya.
(*)