Lampung Selatan (BN)-Setelah menembak Muh Tholif (33) alis Doni warga Jagabaya II, Bandar Lampung, pelaku ekskutor pembunuhan disertai perkosaan terhadap Mulidia Putri Andini (15), pelajar SMP Kota Bandar Lampung, yang jasadnya di temukan dirumah kosong. Polres Lampung Selatan menetapkan Sel, rekan korban sebagai tersangka otak pelaku pembunuhan tersebut. Pelaku menghabisi korban atas perintah Sel, teman kos korban.
Kapolres Lampung Selatan, AKBP Edwin menyebut tersangka Sel (17), otak pembunuhan MA (15) diduga terlibat jaringan prostitusi online, dengan menggunakan aplikasi kencan. “Aplikasi kencan WeChat. Melalui aplikasi itu dia mencari pelanggannya,” jelasnya, Rabu, 15 Desember 2021.
Meski begitu, tersangka membantah bahwa korban turut terlibat dalam praktik asusila daring tersebut. Menurut keterangan S, korban tidak terlibat dalam prostitusi online itu. “Tersangka S mengaku tidak menjual korban, meskipun korban tinggal sama S,” kata Kapolres.
Tersangka S tega menghabisi nyawa korban karena sakit hati atas perkataan korban. MA dibunuh di rumah kosong di Desa Sabahbalau, Tanjungbintang, Lamsel. Motif tersangka S membunuh perempuan di rumah kosong desa Sabahbalau, Tanjungbintang, Lampung Selatan dilatarbelakangi karena sakit hati dengan korban. Kemudian, tersangka S meminta tersangka M. Tholif membunuh korban.
“Tersangka S dendam karena merasa kesal saat pertemuan di salah satu rumah dengan korban. Dari situ, yang bersangkutan S menghubungi MT tersangka pembunuhan. Jadi, motifnya sakit hati. Karena korban, dalam hal ini dititipkan sama keluarganya, dan tidak mau tinggal bersamanya,” kata Edwin.
Karena itu, polisi telah menetapkan tersangka S sebagai otak pelaku pembunuhan terhadap korban MPA. “Yang bersangkutan S sudah ditetapkan sebagai tersangka,” ujarnya.
Nanang Kosim (43), ayah korban Putri Andini meminta aparat penegak hukum memberikan hukuman setimpal bagi pelaku pembunuhan putri pertamanya yang ditemukan tewas di rumah kosong di Desa Sabahbalau, Tanjungbintang, Lampung Selatan, beberapa waktu lalu. “Saya serahkan semuanya kepada aparat kepolisian, agar pelakunya diberikan hukuman yang seberat-beratnya,” ujarnya.
Nanang mengetahui putrinya telah pergi untuk selamanya dari sang pacar korban bernama Jefri. Namun, awalnya ia tidak percaya atas kabar anaknya tewas dengan tidak wajar. “Awalnya Jefri ini whatsapp saya. Lalu kasih kabar katanya anak saya sudah nggak ada lagi. Dengar kabar itu awalnya nggak percaya karena sebelumnya saya pernah lihat video penemuan mayat itu dari facebook,” tuturnya.
Nanang menduga anaknya tersebut menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh temannya sendiri berinisial S. Dugaan muncul karena ia sempat menanyakan keberadaan putrinya kepada S. “Dia (S) pernah saya tanya di mana keberadaan anak saya. Tapi dia bilangnya nggak tahu. Kemudian nomor hp saya diblokir. Selang beberapa lama saya dapat kabar dari teman anak yang lainnya. Bahwa anak saya pergi selamanya,” katanya. (Red)